Minggu, 12 Desember 2010

8 Alasan Menulis

Jika ada yang bertanya, buku apakah yang paling menginspirasi tentang dunia kepenulisan? Maka, jawaban saya adalah buku berjudul “How to be a Smart Writer” karya Mbak Afifah Afra.

Dalam buku tersebut, penulis produktif ini menjabarkan beberapa alasan menulis. Jika semangat menulis tengah menurun, bacalah bagian ini, dan kita akan dapati diri kita merasa bersemangat kembali!

Apakah Anda seorang penulis yang tengah lelah menulis? Atau Anda sangat ingin jadi penulis, namun belum juga mewujudkan keinginan tersebut dengan 1001 alasan? Atau belum pernah terpikir sedikit pun di benak Anda untuk menjadi seorang penulis?


Apa pun latar belakang Anda, yuk, bangkitkan semangat menulis dengan menyimak beberapa alasan menulis berikut:

1. Aku ingin pintar

“Ikatlah ilmu dengan menuliskannya,” kata Ali bin Abu Thalib. Ilmu adalah sesuatu yang sangat berharga. Karena itu, ilmu butuh diikat agar tidak “berlarian” ke sana kemari. Dan cara yang paling tepat untuk mengikatnya adalah dengan cara menuliskannya.

2. Berdakwah lewat pena

Jika kita terbiasa menuangkan pendapat kita dalam bahasa tulis, maka pemikiran-pemikiran yang kita miliki akan tersebar secara lebih masal. Jika pemikiran kita adalah sebuah usaha beramar ma’ruf nahi munkar, maka target sasaran kita juga akan lebih meluas lagi, tanpa kita harus bersusah payah menemui mereka. Sampaikanlah walau satu ayat. Satu ayat yang tersebar secara masal melalui tulisan kita, insya Allah ganjaran berlipat akan kita dapat! Itu baru satu. Bayangkan jika dua, tiga, sepuluh, seratus, dst?

3. Berpikir lebih sistematis

Dengan membiasakan diri menulis, kita jadi terbiasa dengan bahasa tulis. Kita terbiasa menyunting tulisan-tulisan kita kembali. Kita biasa menata jalan pikiran yang berantakan menjadi lebih rapi, membuang bagian-bagian yang tidak terlalu penting, sehingga bisa mendapatkan hubungan sebab-akibat yang logis, sistematis, tanpa direcoki terlalu banyak bumbu yang memusingkan.

4. Memperoleh kepuasan batin

Kepuasan batin diperoleh jika bisa mengerjakan sesuatu yang menjadi hobi kita. Jika hobi kita menulis, di saat kita mendapat sebuah ide yang menarik, biasanya yang muncul dalam benak kita adalah keinginan yang meledak-ledak untuk menuangkannya. Setelah “ledakan” itu kita “muncratkan” dalam bentuk tulisan, maka kepuasan batinlah yang kita dapatkan.

5. Mengendalikan emosi

Sering-seringlah menulis untuk melatih kecerdasan emosi. Emosi bisa terguyur saat kita menuangkannya di atas kertas. Setelah emosi reda dan kita baca kembali tulisan yang merupakan ledakan emosi tersebut, kita akan bisa berpikir jernih dan melakukan muhasabah diri. Apa sesungguhnya permasalahannya, dan bagaimana jalan keluarnya.

6. Aku ingin awet muda

Percayakah Anda jika menulis itu dapat membuat awet muda? Dari saat kita bangun tidur, menulis bisa meningkatkan aktivitas sel. Dengan coretan pertama di atas kertas kosong, kantung di bawah mata kita akan lenyap, dan kulit akan terasa segar kembali.

7. Aku ingin banyak teman

Dengan menulis, apalagi jika kita bergabung dengan komunitas para penulis, biasanya jalan akan terbentang lebar untuk mendapatkan pergaulan seluas-luasnya. Apalagi di era Facebook sekarang. Tulisan kita dapat mudah menyebar tanpa harus repot-repot membuat blog atau website sendiri. Orang yang menyukai tulisan kita, akan dengan senang hati meng-share tulisan kita. Dari sanalah silaturahim akan terjalin. Banyak teman, banyak rejeki!

8. Aku ingin mendapatkan penghasilan

Menulis bisa menjadi profesi yang cukup menjanjikan. Penulis yang ’banyak penggemar’ biasanya menjadi incaran penerbit. Tentu saja, sebagai kader dakwah, kita harus senantiasa meluruskan niat kita. Menulis untuk dakwah. Menulis untuk perubahan. Jika kita mendapatkan penghasilan materi dari tulisan kita, itu “hanya”-lah bukti dari kebenaran janji Allah. Siapa menolong agama Allah, niscaya Allah akan menolongnya.

Jadi, silahkan petik salah satu atau seluruh alasan menulis di atas. Tanamkan dalam dada, pupuk terus dengan tekad dan semangat kuat, dan jadikan motivator yang andal di saat Anda sedang badmood sehingga merasa tak mampu menulis.

SELAMAT MENULIS!

Disarikan dari: “How to be a Smart Writer” (Afifah Afra)